selamat datang di Lembata Boys (arsyad) blogger

selamat datang di arsyad blogger.........
Lewolein- Lembata-NTT

Rabu, 24 Februari 2016

Metode Pelaksanaan Jalan Beton dengan Ruji(dowel) dan Jalan Paving


 



Metode Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton
No
Jenis Kegiatan
Jenis Material
Spesifikasi
A.
Pekerjaan Persiapan:
Lingkup pekerjaan:
a.     Pembersihan lokasi pekerjaan harus dibersihkan dari rumput, tanah humus dll.
b.     Sebelum melakukan pembersihan lokal, pelaksana wajib melakukan koordinasi dengan pemerintah tingkat Desa/Kecamatan dan instansi terkait lainnya.
c.      Pemasangan blowplank dan pengukuran kembali.
d.     Pemasangan papan nama proyek dan direksi keet.
e.     Cetak/print dengan ukuran full paper untuk setiap dokumen
f.       Penyiapan bahan bangunan.

Metode Pelaksanaan:
1.      Peil patokan dasar, letak peil (elevasi) patokan dasar ditentukan bersama dengan konsultan manajemen proyek yang dituangkan dalam Berita Acara.
2.      Papan dasar pelaksanaan/Blowplank harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan as-as atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena air/hujan, pasang sejauh kurang lebih 1 meter dari sisi luar pekerjaan jalan.
1.
Pembersihan lokasi

2.
Pengukuran dan pemasangan blowplank
-    Balok 5/7 Dolken
-    Papan patok
-    Paku campur
-    Benang pengukur
-    Waterpass/selang pengukur
-    Linggis, cangkul, sekop dll
3.
Papan nama proyek
-    Multiplek/Plywood ukuran 1 x 0,5 m
-    Banner
4.
Shop drawing dan As built drawing
Kertas A3
B
PEK. PERKERASAN BETON
Metode Pelaksanaan :
a.   Bekesting harus terbuat dari papan / tripleks 3 mm dan rangka yang kokoh terbuat dari kayu keras dan tidak diijinkan dari bambu
b.   Bekesting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan. Pada saat pengecoran beton tidak boleh ada cairan atau adukan beton yang mengair keluar karena bocor
c.   Bond breaker dipasang di atas subbase agar tidak ada kelekatan / fincton / bonding antara subbase dengan pelat, dibuat dari plastic tipis, bersih dan tidak bocor
d.   Menggunakan besi beton polos U-24 diameter 8mm/Wiremesh M5 dipasang kurang lebih maksimal 5 cm dari bond breaker
e.   Mutu beton disesuaikan dengan karakteristik mutu beton (minimal K250)
f.     Pada saat pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh konsultan manajemen konstruksi
g.   Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah dicor tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2mm dalam arah datar
h.   Adukan beton yang telah dicor kedalam bekesting harus digetarkan dengan menggunakan alat penggetar (vibrator) agar diperoleh beton yang padat dan homogen
i.     Setelah dilakukan pengecoran secara merata kemudian diberikan penutup dari karung goni yang dibasahi untuk menjaga kelembaban beton agar terhindar dari retak



a. Ruji (Dowel)
Besi dowel polos U-24 menggunakan besi diameter 12mm untuk setiap jarak 30 cm.
Batang ruji harus ditempatkan di tengah tebal pelat. Posisi ruji pada arah horizontal dan vertikal harus dijamin sejajar sumbu jalan dengan menggunakan perlengkapan atau dengan cara penempatan dengan mesin yang telah teruji. Kepadatan beton yang baik di sekeliling ruji sangat dituntut agar supaya ruji bisa berfungsi secara sempurna.
b. Pelapis Ruji
Bagian batang ruji yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi dengan bahan pencegah karat (korosi). Sesudah bahan pencegah korosi kering, maka bagian ini harus dilapisi dengan lapisan tipis pelumas (dengan cara penyapuan) segera sebelum ruji dipasang.
Ujung batang ruji yang dapat bergerak bebas harus dilengkapi dengan topi / penutup ruji (pada expansion joint).
c.  Pelapis ruji dari jenis plastik yang telah teruji atau pralon yang tertutup dapat digunakan sebagai pengganti pelumas, atau penggunaan jenis pelapis lainnya yang dimaksudkan untuk mencegah lekatan dengan beton dan atau karat, dapat juga digunakan.
d. Alat Transfer Beban (Load Transfer Devices)
Bila digunakan ruji (dowel), maka harus dipasang sejajar dengan permukaan dan garis sumbu perkerasan beton, dengan memakai pengikat / penahan logam yang dibiarkan terpendam dalam perkerasan.
e. Ujung ruji (dowel)
harus dipotong rata. Ukuran bagian dowel yang harus dilapisi aspal atau pelumas lain harus sesuai yang tertera pada Gambar Rencana, agar bagian tersebut tidak ada lekatan dengan beton, diberi penutup (selubung) ruji dari logam yang disetujui, harus dipasang pada setiap batang ruji
pada sambungan ekspansi. Penutup itu harus berukuran pas dengan batang ruji,
dan bagian ujung yang tertutup harus tahan air.
f.   Pemasangan Perlengkapan Ruji
Perlengkapan pemasangan ruji (berupa rangkaian dudukan/chair) harus ditempatkan pada lapis pondasi bawah atau tanah dasar yang sudah disiapkan. Perlengkapan pemasangan ruji arah melintang harus ditempatkan tegak lurus sumbu jalan, kecuali ditentukan lain pada Gambar Rencana. Sambungan dengan ruji yang diperlukan atau diijinkan untuk dipasang tegak lurus sumbu jalan, memerlukan pendetailan dan pemasangan yang sangat teliti guna menjamin pergerakan bebas. Ruji dipegang kuat pada posisi yang ditetapkan.
g. Pada tikungan yang diperlebar, sambungan memanjang pada sumbu jalan harus sedemikian rupa sehingga penempatan sedapat mungkin mempunyai jarak yang sama dari tepi-tepi pelat. Sambungan harus dipasang pada garis dan elevasi yang diperlukan dan harus dipegang kuat pada posisinya dengan menggunakan patok-patok dengan peralatan atau dengan metode lainnya. Ruji harus dipasang sedemikian rupa sehingga berat beton selama pengecoran tidak akan mengganggu kedudukannya. Apabila sambungan dibuat secara bagian demi bagian maka sambungan tersebut harus merupakan kesatuan.
h. Batang ruji harus diperiksa posisinya, segera setelah perlengkapan pemasangan sambungan dipasang pada tanah dasar atau lapis pondasi bawah dan sistem sambungan harus diperiksa untuk mengetahui apakah sudah terpegang kuat dan tidak ada perubahan posisi. Setiap sistem sambungan yang tidak terpegang kuat, harus diperbaiki. Kawat atau batang baja yang digunakan untuk mengikat perlengkapan pada waktu pengangkutan dan diperkirakan dapat menghambat penyusutan awal beton, harus disingkirkan sebelum beton dihampar.
i.   Penutup Sambungan (Joint Sealing)
Celah sambungan harus ditutup dengan bahan penutup yang disyaratkan, segera setelah perawatan selesai sebelum lalu-lintas diijinkan melewati perkerasan termasuk kendaraan Kontraktor.
Bahan penutup harus dipasang dalam celah sambungan sesuai detail yang ditunjukkan pada Gambar Rencana. Pemasangan harus dilakukan sedemikian sehingga bahan penutup tidak melimpah atau mencuat diatas permukaan pelat. Setiap kelebihan bahan penutup pada permukaan plat harus segera disingkirkan dari permukaan pelat dan dibersihkan.
Celah sambungan harus dibersihkan dari bahan-bahan asing sebelum bahan penutup dipasang. Semua bidang dalam celah sambungan harus bersih dari bahan-bahan lepas dan bila digunakan bahan penutup yang dituang panas, permukaan harus kering.
Bahan penutup sambungan yang dibuang tidak boleh dituangkan pada suhu yang dapat menimbulkan ketidaksempurnaan pemasangan. Petunjuk dari pabrik pembuat bahan penutup harus diperhatikan.
j.     Jika digunakan penutup sambungan siap pakai, seperti neoprene (penutup jadi yang ditekan), maka bahan penutup harus dapat menyesuaikan lebarnya dengan lebar celah sambungan yang diperkirakan akan terjadi. Peralatan pemasangan harus menjamin bahwa bahan penutup tidak akan mulur lebih dari 5 % karena pemuluran
1.
Pekerjaan Pemasangan Bekisting
Papan/Tripleks 3mm
Patok
Paku campuran
2.
Pekerjaan Pemasangan Membran Kedap Air (Bond Breaker)
Plastik
3.
Pekerjaan Perulangan U24 diameter 8mm-300mm/ Wiremesh M5
Besi Tulangan Polos / Wiremesh M5
4.
Pekerjaan Penghamparan Beton (K250 t=15 cm)













Beton Ready Mix
5.
Pekerjaan Dowel dan perekat Joint Sealing  antar pias beton
-   Besi polos U-24 Ø12mm SNI
-   Kawat Bendrat
-   Aspal Cair




 




Metode Pelaksanaan Perkerasan Jalan Paving Block
 Khusus untuk perkerasan jalan paving block, Bantuan PSU komponen jalan diberikan untuk perkerasan paving block menggunakan minimal kualitas paving block yang setara dengan K-250, dengan minimal ketebalan paving block 8 cm.

M.3.2   Metode Pelaksanan

A.     Pekerjaan Persiapan:
1.      Peralatan utama dalam perkerasan jalan pacing block: Benang kasur atau benang Plastik, Sapu lidi, Sikat ijuk, Gerobak barang seperti yang dipakai untuk mengangkut pasir , Lori dengan bangku kayu, Alat potong block mekanis atau hidrolis, Waterpass atau selang plastik transparan, Palu kayu, Pemadat pengetar (vibro compactor), Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat pipih untuk membantu menggeser-geserkan blok pada waktu penyesuaian celah, Jidar kayu panjang 2-3 m.
2.      Pemeriksaan Pondasi
-        Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.
-        Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong
3.      Penentuan Lokasi Titik Awal
-        Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengantanah miring; pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar paving bloak yang telah terpasang tidak bergeser;
-        Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi; hindarkan pemasangan secara acak.
4.      Pemasangan Benang Pembantu
-        Agar pemasangan bisa dilaksanakan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m.
-        Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block terkunci tetap dapat dipertahankan.

B.     Pemasangan Beton Pembatas
Beton pembatas  atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian perkerasan block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan paving block agar tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci.
1.      Beton pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas.
2.      Bentuk beton pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform.
3.      Untuk perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan jalur lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa.
4.      Bilamana digunakan beton pembatas dari beton pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang baik antara beton pembatas dan pondasi sehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu dilakukan hal sebagai berikut :
a.      Tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;
b.      Pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih dalam keadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton pembatas sesuai dengan benang pembantu;
c.       Tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
d.      Setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun dengan tanah, beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air  dan mulut air sebagai saluran untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas dan lapisan blok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena gesekan  roda kendaraan.

C.     Penebaran Pasir Alas
1.      Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving block.
2.      Pasir alas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.      Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran  lain;
b.      Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering (kadar air < 10%) dan bersifat gembur;
c.       Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;
d.      Lapis atas pondasi dibawah pasir alas harus diratakan & diperbaiki sebelum penebaran pasir alas dimulai
e.      Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat berfungsi sebagai rel pembantu;
f.        Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara tahap;
g.      Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat memudahkan pelaksanaan;
h.      Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak  atau dipakai menumpuk bahan;
i.         Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
j.         Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris terakhir paving blok;
k.       Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar digemburkan dan diratakan kembali;

D.     PEMASANGAN POLA
1.      Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati.
2.      Untuk membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas.
3.      Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
4.      Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus dipertahankanpada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata melintang.
5.      Pola pemasangan paving block untuk perkerasan jalan perumahan direkomendasikan menggunakan Pola tulang ikan karena mempunyai daya penguncian yang lebih baik.
6.      Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati.
7.      Untuk membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas.
8.      Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
9.      Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus dipertahankan pada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata melintang.