Perencanaan Campuran Beraspal Panas
Edyted by: Arsad Geniko
APAKAH CAMPURAN BERASPAL ITU ?
Campuran beraspal atau beton aspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan
Dalam campuran beraspal, agregat berperan sebagai tulangan sedangkan aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat. Sifat-sifat mekanis dalam campuran beraspal diperoleh dari friksi dan kohesi dari bahan-bahan pembentuknya, friksi agregat diperoleh dari ikatan antar butir agregat (inter-locking), dan kekuatannya tergantung pada gradasi, tekstur permukaan, bentuk butiran dan ukuran agregat maksimum yang digunakan. Sedangkan sifat kohesinya diperoleh dari sifat-sifat aspal yang digunakan
Beberapa jenis campuran aspal panas yang umum digunakan di Indonesia, antara lain :
- Laston (lapis beton aspal) atau AC (Asphalt Concrete)
- Lataston (lapis tipis beton aspal) atau HRS (Hot Rolled Sheet)
- Latasir (lapis tipis aspal pasir) atau HRSS (Hot Rolled Sand Sheet)
1. Stabilitas yang cukup, yaitu mampu mendukung beban lalu-lintas yang melewatinya tanpa mengalami deformasi permanen dan deformasi plastis selama umur rencana
2. Durabilitas atau keawetan yang cukup , yaitu mampu menahan keausan akibat pengaruh cuaca, iklim, dan gesekan antara roda kendaraan dengan permukaan perkerasan
3. Kelenturan atau fleksbilitas yang cukup , yaitu mampu menahan lendutan akibat beban lalu-lintas dan pergerakan dari pondasi atau tanah dasar tanpa mengalami retak
4. Cukup kedap air (impermeabilitas) ), yaitu mampu menahan rembesan air yang masuk ke lapis pondasi di bawahnya
5. Kekesatan (skid resistance) yang cukup , yaitu cukup kesat pada kondisi basah, sehingga tidak membahayakan pemakai jalan (kendaraan tidak tergelincir atau selip)
6. Ketahanan terhadap kelelahan (fatique resistance) ), yaitu mampu menahan beban lalu lintas berulang tanpa terjadi kelelahan berupa alur selama umur rencana
7. Kemudahan kerja (workability) ), yaitu mudah dilaksanakan, dihamparkan, dan dipadatkan.
Untuk dapat memenuhi ketujuh kriteria tersebut, maka sebelum pekerjaan dilaksanakan, perlu terlebih dahulu dibuat rancangan campurannya atau Formula Campuran Rencana (FCR) atau Design Mix Formula (DMF) sebelum dijadikan Formula Campuran Kerja (FCK) atau Job Mix Formula (JMF).
- Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 03-2417-1991Maks. 40 %
- Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min. 95 %
- Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium dan magnesium sulfat SNI 03-3407-1994 Maks.12 %
- Material lolos Saringan No.200 SNI 03-4142-1996Maks. 1 %
- Agregat kasar bentuk pipih, lonjong, atau pipih dan lonjong RSNI T-01-2005 Maks. 10 %
- Angularitas (kedalaman dari permukaan < 10 cm) DoT’s Pennsylvania Test Method, PTM No.621 95/90
- Angularitas (kedalaman dari permukaan ≥ 10 cm)80/75
- Analisa saringan agregat kasar dan halus SNI 03-1968-1990
(Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, Desember 2005)
Catatan : 80/75 menunjukkan bahwa 80 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 75% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
- Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min. 50 %
- Material Lolos Saringan No. 200 SNI 03-4142-1996 Maks. 8%,
(Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, Desember 2005)
Pembuatan Rencana Campuran (Formula Campuran Rencana = FCR atau Design Mix Formula = DMF) dari Bin Dingin
- Data hasil pengujian bahan : agregat kasar, agregat halus, dan bahan pengisi (bila diperlukan), termasuk data gradasi masing-masing jenis agregatnya
- Penyesuaian gradasi campuran/gabungan
- Penentuan gradasi agregat gabungan
- Hitung perkiraan kadar aspal rencana (Pb).
- Lakukan pembuatan benda uji dalam percobaan uji Marshall
- Lakukan pengujian dengan alat Marshall
- Lakukan pengujian untuk memperoleh berat jenis maksimum campuran (Gmm) pada kadar aspal tertentu
- Kemudian hitung besaran volumetrik dari campuran
- Untuk mencari nilai VIM pada kepadatan mutlak, buat minimum 3 contoh uji tambahan dengan kadar aspal, satu kadar aspal pada VIM 6 %
- Gambarkan grafik hubungan antara kadar aspal dengan hasil pengujian
- Pada grafik tersebut gambarkan rentang kadar aspal yang memenuhi persyaratan
- Periksa kadar aspal rencana yang diperoleh, biasanya berada dekat dengan titik tengah dari rentang kadar aspal yang memenuhi seluruh persyaratan
- Pastikan bahwa campuran memenuhi seluruh kriteria dalam persyaratan
- Pastikan rentang kadar aspal campuran yang memenuhi seluruh kriteria harus me-lebihi 0,6 % sehingga memenuhi toleransi produksi yang cukup realistis (toleransi penyimpangan kadar aspal selama pelaksanaan adalah 0,3 %)
b= (P-A)/(B-A)…………………(4)
a= (P-B)/(A-B) …………………(5)
Dimana:
P = % lolos agregat campuran tertentu
A, B = % bahan yang lolos saringan
masing-masing ukuran
a, b = Proporsi masing-masing agregat
yang digunakan dimana jumlah
total adalah 100%
- Periksa gradasi yang memberikan indikasi dapat menyumbang bahan ukuran 2,36 mm (tengah-tengah ukuran butir spesifikasi) yang paling banyak (gradasi A)
- Tentukan perkiraan proporsi agregat A yang diperlukan untuk memperoleh 43% (tengah2 titik kontrol gradasi) bahan lolos saringan 2.36 mm
- Hitung proporsi a dengan rumus (5) sebagai berikut :
- Persen lolos saringan 75 micron diuji dengan rumus (8) dan (7), sbb:
- Rumus (8) :
c= (B.a-P)/(B-C) = 0,08
- Buat campuran pada tiga kadar aspal di atas dan dua kadar di bawah nilai Pb dengan perbedaan masing‑masing 0, 5%;
- Jika hasil perhitungan diperoleh 5,7% maka dibulatkan menjadi 5,5% dan buat contoh uji pada kadar aspal 4,5 %, 5,0 %, 5,5%, 6%, 6,5%, 7%
- Lakukan pengujian berat jenis maksimum campuran (Gmm) pada perkiraan kadar aspal Pb sesuai AASHTO T-209-1990
- Lakukan pengujian Marshall untuk memperoleh : kepadatan, stabilitas, kelelehan (flow), hasil bagi Marshall persentase stabilitas sisa setelah perendaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar