|
Metode Pelaksanaan Perkerasan
Jalan Beton
No
|
Jenis Kegiatan
|
Jenis Material
|
Spesifikasi
|
A.
|
Pekerjaan Persiapan:
|
Lingkup pekerjaan:
a.
Pembersihan lokasi pekerjaan
harus dibersihkan dari rumput, tanah humus dll.
b.
Sebelum melakukan pembersihan
lokal, pelaksana wajib melakukan koordinasi dengan pemerintah tingkat Desa/Kecamatan
dan instansi terkait lainnya.
c.
Pemasangan blowplank dan
pengukuran kembali.
d.
Pemasangan papan nama proyek
dan direksi keet.
e.
Cetak/print dengan ukuran
full paper untuk setiap dokumen
f.
Penyiapan bahan bangunan.
Metode Pelaksanaan:
1. Peil patokan dasar, letak peil (elevasi) patokan dasar ditentukan
bersama dengan konsultan manajemen proyek yang dituangkan dalam Berita Acara.
2. Papan dasar pelaksanaan/Blowplank harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah
hilang jika terkena air/hujan, pasang sejauh kurang lebih 1 meter dari sisi
luar pekerjaan jalan.
|
|
1.
|
Pembersihan lokasi
|
|
|
2.
|
Pengukuran dan pemasangan blowplank
|
-
Balok 5/7 Dolken
-
Papan patok
-
Paku campur
-
Benang pengukur
-
Waterpass/selang pengukur
-
Linggis, cangkul, sekop dll
|
|
3.
|
Papan nama proyek
|
-
Multiplek/Plywood ukuran 1 x
0,5 m
-
Banner
|
|
4.
|
Shop drawing dan As built drawing
|
Kertas A3
|
|
B
|
PEK.
PERKERASAN BETON
|
Metode
Pelaksanaan :
a.
Bekesting
harus terbuat dari papan / tripleks 3 mm dan rangka yang kokoh terbuat dari
kayu keras dan tidak diijinkan
dari bambu
b.
Bekesting
harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan. Pada saat pengecoran
beton tidak boleh ada cairan atau adukan beton yang mengair keluar karena
bocor
c.
Bond
breaker dipasang di atas subbase agar tidak ada kelekatan / fincton / bonding
antara subbase dengan pelat, dibuat dari plastic tipis, bersih dan tidak
bocor
d.
Menggunakan
besi beton polos U-24 diameter 8mm/Wiremesh M5
dipasang kurang lebih maksimal 5 cm dari bond breaker
e.
Mutu
beton disesuaikan dengan karakteristik mutu
beton (minimal K250)
f.
Pada
saat pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh konsultan manajemen
konstruksi
g.
Pengecoran
harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah dicor tidak boleh
didorong atau dipindahkan lebih dari 2mm dalam arah datar
h.
Adukan
beton yang telah dicor kedalam bekesting harus digetarkan dengan menggunakan
alat penggetar (vibrator) agar diperoleh beton yang padat dan homogen
i.
Setelah
dilakukan pengecoran secara merata kemudian diberikan penutup dari karung
goni yang dibasahi untuk menjaga kelembaban beton agar terhindar dari retak
a. Ruji (Dowel)
Besi
dowel polos U-24 menggunakan besi diameter 12mm untuk setiap jarak 30 cm.
Batang
ruji harus ditempatkan di tengah tebal pelat. Posisi ruji pada arah
horizontal dan vertikal harus dijamin sejajar sumbu jalan dengan menggunakan
perlengkapan atau dengan cara penempatan dengan mesin yang telah teruji.
Kepadatan beton yang baik di sekeliling ruji sangat dituntut agar supaya ruji
bisa berfungsi secara sempurna.
b. Pelapis Ruji
Bagian
batang ruji yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi dengan bahan pencegah
karat (korosi). Sesudah bahan pencegah korosi kering,
maka bagian ini harus dilapisi dengan lapisan tipis pelumas (dengan cara
penyapuan) segera sebelum ruji dipasang.
Ujung
batang ruji yang dapat bergerak bebas harus dilengkapi dengan topi / penutup
ruji (pada expansion joint).
c. Pelapis ruji dari jenis plastik yang telah teruji atau pralon yang
tertutup dapat digunakan sebagai pengganti pelumas, atau penggunaan jenis
pelapis lainnya yang dimaksudkan untuk mencegah lekatan dengan beton dan atau
karat, dapat juga digunakan.
d. Alat Transfer Beban (Load Transfer Devices)
Bila
digunakan ruji (dowel), maka harus dipasang sejajar dengan permukaan dan
garis sumbu perkerasan beton, dengan memakai pengikat / penahan logam yang
dibiarkan terpendam dalam perkerasan.
e. Ujung ruji (dowel)
harus
dipotong rata. Ukuran bagian dowel yang harus dilapisi aspal atau pelumas
lain harus sesuai yang tertera pada Gambar Rencana, agar bagian tersebut
tidak ada lekatan dengan beton, diberi penutup (selubung) ruji dari logam yang disetujui, harus dipasang pada setiap batang ruji
pada
sambungan ekspansi. Penutup itu harus berukuran pas dengan batang ruji,
dan
bagian ujung yang tertutup harus tahan air.
f. Pemasangan Perlengkapan Ruji
Perlengkapan
pemasangan ruji (berupa rangkaian dudukan/chair) harus ditempatkan pada lapis
pondasi bawah atau tanah dasar yang sudah disiapkan. Perlengkapan pemasangan ruji arah melintang harus ditempatkan tegak
lurus sumbu jalan, kecuali ditentukan lain pada Gambar Rencana. Sambungan
dengan ruji yang diperlukan atau diijinkan untuk dipasang tegak lurus sumbu
jalan, memerlukan pendetailan dan pemasangan yang sangat teliti guna menjamin
pergerakan bebas. Ruji dipegang kuat pada posisi yang ditetapkan.
g. Pada tikungan yang diperlebar, sambungan
memanjang pada sumbu jalan harus sedemikian rupa sehingga penempatan sedapat
mungkin mempunyai jarak yang sama dari tepi-tepi pelat. Sambungan harus dipasang pada garis dan elevasi yang diperlukan dan
harus dipegang kuat pada posisinya dengan menggunakan patok-patok dengan
peralatan atau dengan metode lainnya. Ruji harus dipasang sedemikian rupa
sehingga berat beton selama pengecoran tidak akan mengganggu kedudukannya.
Apabila sambungan dibuat secara bagian demi bagian maka sambungan tersebut
harus merupakan kesatuan.
h. Batang ruji harus diperiksa posisinya,
segera setelah perlengkapan pemasangan sambungan dipasang pada tanah dasar
atau lapis pondasi bawah dan sistem sambungan harus diperiksa untuk
mengetahui apakah sudah terpegang kuat dan tidak ada perubahan posisi. Setiap sistem sambungan yang tidak terpegang kuat, harus diperbaiki.
Kawat atau batang baja yang digunakan untuk mengikat perlengkapan pada waktu
pengangkutan dan diperkirakan dapat menghambat penyusutan awal beton, harus
disingkirkan sebelum beton dihampar.
i. Penutup Sambungan (Joint Sealing)
Celah
sambungan harus ditutup dengan bahan penutup yang disyaratkan, segera setelah
perawatan selesai sebelum lalu-lintas diijinkan melewati perkerasan termasuk
kendaraan Kontraktor.
Bahan
penutup harus dipasang dalam celah sambungan sesuai detail yang ditunjukkan
pada Gambar Rencana. Pemasangan harus dilakukan sedemikian sehingga bahan
penutup tidak melimpah atau mencuat diatas permukaan pelat. Setiap kelebihan
bahan penutup pada permukaan plat harus segera disingkirkan dari permukaan
pelat dan dibersihkan.
Celah
sambungan harus dibersihkan dari bahan-bahan asing sebelum bahan penutup
dipasang. Semua bidang dalam celah sambungan harus bersih dari bahan-bahan
lepas dan bila digunakan bahan penutup yang dituang panas, permukaan harus
kering.
Bahan
penutup sambungan yang dibuang tidak boleh dituangkan pada suhu yang dapat
menimbulkan ketidaksempurnaan pemasangan. Petunjuk dari pabrik pembuat bahan
penutup harus diperhatikan.
j. Jika digunakan penutup sambungan siap pakai,
seperti neoprene (penutup jadi yang ditekan), maka bahan penutup harus dapat
menyesuaikan lebarnya dengan lebar celah sambungan yang diperkirakan akan
terjadi. Peralatan pemasangan harus menjamin bahwa bahan penutup tidak akan
mulur lebih dari 5 % karena pemuluran
|
|
1.
|
Pekerjaan Pemasangan Bekisting
|
Papan/Tripleks 3mm
Patok
Paku campuran
|
|
2.
|
Pekerjaan Pemasangan Membran Kedap Air (Bond Breaker)
|
Plastik
|
|
3.
|
Pekerjaan Perulangan U24 diameter 8mm-300mm/ Wiremesh M5
|
Besi Tulangan Polos / Wiremesh M5
|
|
4.
|
Pekerjaan Penghamparan Beton (K250 t=15 cm)
|
Beton Ready Mix
|
|
5.
|
Pekerjaan Dowel dan perekat Joint Sealing antar pias beton
|
- Besi polos U-24 Ø12mm SNI
- Kawat Bendrat
- Aspal Cair
|
|
Metode Pelaksanaan Perkerasan
Jalan Paving Block
Khusus untuk perkerasan jalan
paving block, Bantuan PSU komponen jalan diberikan untuk perkerasan paving
block menggunakan minimal kualitas paving block yang setara dengan K-250,
dengan minimal ketebalan paving block 8 cm.
M.3.2 Metode Pelaksanan
A.
Pekerjaan Persiapan:
1. Peralatan utama dalam
perkerasan jalan pacing block: Benang kasur atau benang Plastik, Sapu lidi,
Sikat ijuk, Gerobak barang seperti yang dipakai untuk mengangkut pasir , Lori
dengan bangku kayu, Alat potong block mekanis atau hidrolis, Waterpass atau
selang plastik transparan, Palu kayu, Pemadat pengetar (vibro compactor),
Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat pipih untuk membantu
menggeser-geserkan blok pada waktu penyesuaian celah, Jidar kayu panjang 2-3 m.
2. Pemeriksaan Pondasi
-
Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir
alas harus rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan
untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.
-
Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton
pembatas atau penyokong
3. Penentuan Lokasi Titik Awal
-
Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi
dengantanah miring; pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar
paving bloak yang telah terpasang tidak bergeser;
-
Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu
sisi; hindarkan pemasangan secara acak.
4. Pemasangan Benang Pembantu
-
Agar pemasangan bisa dilaksanakan secara baik dan
cermat, maka perlu ada alat pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu
dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m.
-
Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang
saluran, bak bunga atau konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu
tambahan agar pola block terkunci tetap dapat dipertahankan.
B.
Pemasangan Beton
Pembatas
Beton pembatas atau biasa disebut
beton kanstin adalah salah satu bagian perkerasan block beton terkunci yang
fungsinya menjepit dan menahan lapisan paving block agar tidak tergeser pada
waktu menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci.
1. Beton pembatas harus
terpasang sebelum penebaran pasir alas.
2. Bentuk beton
pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari
beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat
slipform.
3. Untuk perkerasan
paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan jalur lalu
lintas kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa.
4. Bilamana digunakan
beton pembatas dari beton pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton
penyokong agar terjadi ikatan yang baik antara beton pembatas dan pondasi
sehingga tidak mudah
tergeser. Untuk itu dilakukan hal sebagai berikut :
a. Tebarkan selapis
beton penyokong setebal minimum 7 cm;
b. Pasang beton pembatas
di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih dalam keadaan basah, sehingga
ketinggian dan kelurusaan beton pembatas sesuai dengan benang pembantu;
c. Tambahkan adukan
beton pada bagian belakang beton pembatas;
d. Setelah beton
penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun dengan tanah, beton
pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai
saluran untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas dan
lapisan blok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena
gesekan roda kendaraan.
C.
Penebaran Pasir Alas
1. Pasir alas adalah
pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving block.
2. Pasir alas harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Butiran pasir alas
adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti pasir beton,
tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran lain;
b. Pada saat penebaran
harus dalam keadaan kering (kadar air <
10%) dan bersifat
gembur;
c. Pasir alas ini tidak
boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi untuk
memperbaiki tinggi pondasi;
d. Lapis atas pondasi
dibawah pasir alas harus diratakan & diperbaiki sebelum
penebaran pasir alas
dimulai
e. Untuk jalan dengan
lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat berfungsi sebagai rel
pembantu;
f.
Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan
pasir alas dilaksanakan secara tahap;
g. Sebaiknya
pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi pemasangan agar
sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat memudahkan pelaksanaan;
h. Pasir alas yang
sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau
dipakai menumpuk bahan;
i.
Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan
demikian pada sore hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
j.
Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir
alas disisakan 1 m dari baris terakhir paving blok;
k. Pasir alas yang
belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar digemburkan dan
diratakan kembali;
D.
PEMASANGAN POLA
1. Pemasangan baris
pertama harus dijaga dengan hati-hati.
2. Untuk membentuk pola
yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang
tepat terhadap beton pembatas.
3. Lubang-lubang
pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
4. Bila
pemasangan
dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus dipertahankanpada
tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut pada pola
pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata
melintang.
5. Pola pemasangan
paving block untuk perkerasan jalan
perumahan direkomendasikan menggunakan Pola tulang ikan karena mempunyai daya
penguncian yang lebih baik.
6. Pemasangan baris
pertama harus dijaga dengan hati-hati.
7. Untuk membentuk pola
yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang
tepat terhadap beton pembatas.
8. Lubang-lubang
pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
9. Bila
pemasangan
dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus dipertahankan pada
tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut pada pola
pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata
melintang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar