Kemarin..
Cumi sms.
"Ka.. Hari Rabu kemaren aku ke Lewolein!"
Lewolein!? BUSET!!
Cumi sms.
"Ka.. Hari Rabu kemaren aku ke Lewolein!"
Lewolein!? BUSET!!
Kangen menyerang tiba-tiba.
Kenangan-kenangan masa kecil menyeruak tumpah ruah. Sampai berlinang airmataku.
Kedupai!! Kampungku. Rumah masa kecilku. Tempatku selalu berbahagia dalm
rengkuhan hutan dan sungai. Tempatku bermain, kalah lalu menangis. Tempatku
berlarian, memanjat, berenang dan hanyut. Tempatku berkejaran dengan kelasi,
melempar tupai, mengintip anak burung layang-layang, meneriaki pipit, mengolok
rusa yang sakit kepala. Tempatku bermain kasti dengan bola keras dari kumpulan
kertas-kertas dibungkus plastik kresek hitam lalu diikat karet gelang yang
kalau terkena, sakitlah badan. Tempatku mandi hujan sampai menggigil
kedinginan. Tempatku bersepeda dan menangkap belalang, sampai kulitku hitam.
Tempat dimana ketika aku mengenangnya, terkenang pula bapakku!!!
"Hahh. My Beloved lil'
village. How was it? Masih hijaukah? Masih ramahkah? Masih baikhatikah? Aku
kangen!" Begitu balasku. Cumi menjawab
singkat, "Panas tau!!"
Mengertilah aku. Lewoleinku telah
berubah sejak kutinggalkan dan makin berubah saja sekarang. "Aku benci
dengan orang-orang yang telah mengubahnya!!" Aku membalas,
pedih.
Ahh. Pedih hatiku mendengarnya. Ia
sakit dan aku merasakannya. Betapa ia sangat berarti untukku. Ia rumahku. Ia
Negeri Musim Semiku. Walau tak pernah sekalipun musim semi yang rupawan itu
menyapanya. Ialah Negeri Musim Semiku yang sebenarnya. Negeri Musim Semi yang
telah ada dihatiku, sejak dulu. Ia jiwaku. Memang sakit hatiku ketika tahu ia
tak seperti dulu. Jauh berubah ketika makhluk tak tahu diri bernama Kapitalis
datang berkunjung, tak mau pulang. Awalnya pura-pura menjadi orang baik yang
siap menolong, sekarang ketahuan belangnya. Hanya ingin memanfaatkan saja.
Setelah habis manis, sepah dibuang!! Aku benci Kapitalis!!
Ahh.
Aku ingin Lewoein yang dulu.
Hijau, ramah, sederhana.
Peduli dan penuh kekeluargaan.
Aku rindu dirinya.
Yaa..
Aku merindukan kampungku.
Kampungku sayang Kampungku malang.